![]() |
Gbr. Tarian Radap Rahayu Khas Banjar |
Tarian ini sering dipentaskan dalam penyambutan tamu sebagai tanda penghormatan dan sering juga dipertontonkan pada setiap acara penobatan raja serta pembesar-pembesar kerajaan.
Nama Tari Radap Rahayu di ambil dari kata Radap atau beradap-adap yang artinya bersama-sama atau berkelompok, sedangkan Rahayu berarti kebahagiaan atau kemakmuran. Tari Radap Rahayu pada jaman dulu merupakan tarian sakral yang berhubungan erat dengan tradisi Tapung Tawar (Batapung Tawar), yaitu tarian ritual penolak bala, dan seiring perkembangan jaman tarian ini mengalami perubahan termasuk akan fungsinya yang saat ini Tari Radap Rahayu lebih berfungsi sebagai tari penghormatan dan tari penyambutan.
Asal mula cerita Tari Radap Rahayu, yaitu pada ketika kapal Prabu Yaksa yang ditumpangi Patih Lambung Mangkurat yang pulang lawatan dari kerajaan Majapahit. Ketika sampai di Muara Mantuil dan akan memasuki sungai Barito, kapal Prabu Yaksa kandas di tengah jalan. Perahu menjadi oleng dan nyaris terbalik. Melihat ini, Patih Lambung Mangkurat lalu memuja "Bantam" yaitu meminta pertolongan pada Yang Maha Kuasa agar kapal dapat diselamatkan. Tidak lama kemudian dari khayangan turunlah tujuh bidadari ke atas kapal kemudian mengadakan upacara beradap-adap. Akhirnya kapal tersebut kembali normal, dan ke tujuh bidadari tersebut kembali ke khayangan dan kapal melanjutkan pulang ke kerajaan Dwipa. Dari upacara beradap-adap dan ritual penyelamatan kapal tersebut lalu disusunlah suatu tarian adat yang di beri nama Tari Radap Rahayu.