
Kumbang koksi (kumbang kepik) merupakan kumbang kecil yang membentuk famili Coccinellidae. Mereka mudah dikenali karena penampilannya yang bundar kecil dan punggungnya yang berwarna-warni serta pada beberapa jenis yang memiliki bintik. Orang awam kadang menyebut kumbang koksi sebagai kepik, karena ukurannya dan perisainya yang juga keras, namun kumbang ini sama sekali bukan dari bangsa kepik (Hemiptera). Serangga ini cukup dikenal sebagai sahabat petani karena beberapa anggotanya memangsa serangga-serangga hama seperti kutu daun. Walaupun demikian, ada beberapa spesies koksi yang juga memakan daun sehingga menjadi parasit bagi tanaman.
Kumbang koksi memiliki ciri spesifik bertubuh bulat, cangkang keras, dan umumnya berwarna merah dengan bintik-bintik hitam, meskipun ada juga yang berwarna jingga atau hitam. Sedangkan Kumbang koksi badan panjang biasa disebut juga "kepik panjang" mungkin lebih mengacu pada jenis kumbang koksi yang memiliki tubuh yang lebih memanjang dari biasanya.

Kumbang koksi juga dikenal sebagai "lady beetle" atau "ladybird beetle" di berbagai negara. Di Indonesia, mereka sering disebut sebagai "kepik" atau "kumbang koksi".
Kumbang koksi cukup mudah dijumpai di dekat rerumputan dan bunga liar, dan kadang juga di pepohonan dekat semak.
Kumbang ini juga ditemukan hampir di seluruh dunia, terutama di wilayah-wilayah tempat hidup tanaman semak dan perkebunan liar yang menyediakan makanannya. Di dunia ini kurang lebih ada sekitar 5.000 spesies dan yang terbesar panjang tubuhnya mencapai hampir 1 cm, dengan makanannya seperti kutu daun , tungau laba-laba , serangga kecil, lalat putih , larva kumbang daun, beberapa telur serangga, ulat kecil dan masih banyak lainnya.
Tidak semua kumbang koksi atau kepik membawa manfaat bagi manusia. Beberapa spesies kumbang ini yang semisal Epilachna admirabilis diketahui memakan daun tanaman budi daya semisal daun terong sehingga merusak tanaman dan dalam hal ini cukup merugikan petani.